Selasa, 18 Oktober 2011

Ternyata, Tuhan Pandai Fisika


Teman-teman pastinya pernah mendapatkan pelajaran IPA bukan? Masih ingat tidak, pas materi KAPILARITAS,,? Dulu, Pak Guru saya yang cakep ^_^v pernah meminta saya dan teman-teman saya untuk menggambar seperti gambar di bawah ini di buku catatan. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa semakin kecil diameter pipa, maka permukaan air akan semakin tinggi, yang berarti, tekanannya semakin besar.

Pernah memperhatikan orang yang menyiram tanaman atau tanah menggunakan selang? (tidak usah dijawab tidak apa-apa ^_^v)

Ketika beliau menutup sebagian ujung selang, maka air akan memancar lebih cepat dan jangakauannya semakin jauh daripada selang tidak ditutup, artinya tekanannya lebih besar. Dari peristiwa ini, kita ketahui bahwa pada diameter yang lebih kecil, maka tekanan airnya lebih besar. Tekanan yang besar akan mendorong air memancar lebih cepat.

Meskipun Fisika sangat menjengkelkan (maaf yaa, kalau ada yang tersinggung), tapi ternyata bidang saya, Biologi pun tak bisa lepas darinya (-_-“).

Salah satu contoh kecilnya, pada sistem peredaran darah tubuh kita. Sistem peredaran tubuh manusia adalah peredaran darah tertutup, dimana darah beredar dalam pembuluh darah. Ada tiga macam pembuluh darah manusia, 1) Arteri yang membawa darah keluar dari jantung, 2) Vena yang membawa darah masuk jantung, dan 3) Kapiler yang bertugas sebagai tempat pertukaran Oksigen dan sari makanan ke sel dan sebaliknya. Diameter pembuluh darah yang paling besar adalah Arteri, sedangkan yang terkecil adalah kapiler.

Nah, sekarang kita akan menguak salah satu penggunaan rumus Fisika dalam penciptaan bagian kecil sistem organ pada tubuh manusia,,, ^_^

Begini,,, kalau darah dianalogikan dengan air, dan pembuluh darah dianalogikan dengan selang atau pipa kapiler seperti di atas, maka tekanan darah yang paling besar adalah pada pembuluh darah yang diameternya paling kecil bukan? Yaitu pembuluh darah kapiler.

(*) tekanan darah terbesar di kapiler.

Namun, pada kenyataannya, tekanan darah yang terbesar ada pada arteri, bukan kapiler. Sebagai bukti, kalian pasti bisa merasakan denyut nadi di dekat pergelangan tangan atau di leher kalian bukan? Pembuluh darah di pergelangan atau leher kita tersebut adalah arteri. Nah, sedangkan kapiler tersebar di seluruh permukaan jaringan tubuh kita, termasuk jaringan kulit, namun kita tidak bisa merasakan denyutannya. Jadi yang tekanannya lebih besar yang mana? (jawab sendiri yaa…) 

(*) Realitanya, tekanan darah terbesar ada di arteri.

Ternyata, Tuhan Maha Tahu, bahwa di kapilerlah yang bertugas dalam pertukaran gas maupun nutrisi dari dari sel ke pembuluh darah atau sebaliknya, karena kapiler adalah pembuluh darah yang paling dekat dengan jaringan dan sel tubuh. Kalau aliran darah di kapiler cepat (tekanannya besar), ya bagaimana bisa terjadi pertukaran gas dan nutrisi ke sel?

Analoginya begini, kita sebagai Karbondioksida di sel yang harus di angkut darah, dan kereta api sebagai darah yang mengalir. Tentunya, kita tidak mungkin bisa mengejar kereta api yang melaju dengan kencangnya untuk masuk lewat pintu kecilnya, tapi kita bisa saja mengejar kereta-keretaan di pasar malam dan “nggandul” di belakang karena lajunya lambat… (jadi keinget masa-masa kecil dulu,,,hehe)

(*) Tekanan di kapiler harus kecil sehingga aliran darahnya pun lambat

Untuk mengantisipasi kekurangan oksigen dan nutrisi pada sel-sel tubuh kita, saat merancang penciptaan kapiler, Tuhan Yang Maha Tahu telah melakukan perhitungan Fisika secara detail. Ia mengacu pada rumus:

P = F/A                        Pressure = Force/Area 

Berdasarkan rumus tersebut, untuk menghasilkan P (tekanan) yang kecil/rendah, maka A (area) harus diperbesar.

Naah, karena diameter kapiler kecil, maka untuk mengimbanginya, Tuhan Yang Maha Tahu membuat kapiler dengan ukuran yang sangat pannjaang, yang menyebabkan luas area di kapiler sangat besar, dan paling besar di antara arteri maupun vena.

Finally, dengan diameter kapiler yang begitu kecil, darah tetap mengalir dengan tenang untuk mengangkut gas dan nutrisi bagi sel-sel tubuh kita. Subhanalloh,,, 

*****

Alkhamdulillah, belajar Biologi bisa membantu saya mengagumi setiap detail kesempurnaanNya.
NB: bagi yang mau koreksi, sumbang saran dan kritik tulisan ini, dimonggo. Sedang belajar menulis. ^_^

-diresum dari kuliah Pendidikan Sains bersama Ibu Asri ^_^

Sabtu, 15 Oktober 2011

Wahai Alam Raya

Fillicium,
Aku tak ingin kau tahu bahwa aku sedang bersedih
Menahan lara yang mengerang dalam hati

Ficus benjamina,
Tak satu pun guguran daunmu yang kubiarkan mendengar rintihanku
Menahan tangis yang mengisak di sela waktu

Muntinga calabura,
Saksikanlah aku seorang yang tegar
Yang bertahan dalam badai bak kaktus di tengah sahara

Mangifera indica,
Perhatikanlah aku yang akan berusaha bangun setelah jatuhku
Meski tertatih, namun tetap menegak

Gnetum gnemon,
Aku tau, Tuhan tak kan membiarkan hambaNya terseok seok dalam ujian
Oleh karenanya, aku tak kan membiarkanNya kecewa karena ratapan sia-ku

Wahai lazuardi,
Lihatlah aku tersenyum ceria, tenang dan amat bahagia
Bukan karena Fillicium, Ficus benjamina, Muntinga calabura, Mangifera indica, atau pun Gnetum gnemon
Namun karena Tuhan yang sangat menyayangiku
Yang selalu ada untukku

Wahai samudra,
Perhatikanlah aku yang tetap berdiri dalam tegak tubuhku
Bukan karena Fillicium, Ficus benjamina, Muntinga calabura, Mangifera indica, atau pun Gnetum gnemon
Namun karena Tuhan yang sangat mengasihiku
Tuhan yang senantiasa memahamiku tanpa perlu aku berucap

Wahai semesta,
Saksikanlah,
Makhluk yang amat kecil ini tak akan menyiakan sisa waktunya di dunia
Saksikanlah,
Makhluk yang amat kecil ini akan senantiasa berusaha menjadi yang terbaik untukNya
InsyaAlloh,,,

NHN, 080311